Rabu, 28 Mei 2014

Mengevaluasi Juventus 2013-2014

Merengkuh scudetto tiga kali berturut-turut menegaskan dominasi Juventus di Serie A Liga Italia. Apalagi, selama tiga tahun Juventus berhasil mencatatkan berbagai macam rekor, mulai dari tidak terkalahkan di musim perdana, selalu meraih poin penuh di kandang, hingga keberhasilan menggapai 102 poin dalam satu musim kompetisi. Namun demikian, bukan berarti Juventus musim lalu tanpa catatan yang perlu diperbaiki. Kegagalan di kompetisi Eropa menunjukkan masih terdapat ruang yang perlu diperbaiki. Tidak aneh, jika kemudian Pelatih Juventus, Antonio Conte, tetap menuntut perbaikan kualitas pemain kepada Presiden Andrea Agnelli. Salah satu catatan utama yang perlu mendapat perhatian dari manajemen adalah kedalaman skuad. Antonio Conte belum memiliki kualitas sepadan antara tim utama dengan tim cadangan. Hal ini terlihat dari kegagalan Juventus di ajang Piala Coppa. Antonio Conte yang menurunkan tim kedua gagal melewati hadangan AS Roma. Hal ini menjadi semakin parah di ajang liga Eropa. Antonio Conte tidak terlalu memiliki banyak pilihan, terutama untuk memodifikasi taktik dan juga melakukan rotasi pemain. Apalagi, persaingan di Serie A juga menuntut konsentrasi yang penuh. Alhasil, kelelahan membuat Juventus kurang begitu optimal dalam beberapa laga, baik di Eropa maupun di Italia. Untungnya, bianconeri masih berhasil mengatasi beberapa perlawanan tim lokal, walaupun hanya dengan kemenangan tipis. Berikut adalah beberapa evaluasi untuk masing-masing sektor dalam tim Juventus, mulai dari penjaga gawang hingga penyerang.
Penjaga gawang Skuad: Giunluigi Buffon, Marco Storari, Rubinho Selama tiga musim berturut-turut, penjaga gawang adalah sektor yang paling aman. Juventus dihuni oleh kiper terbaik dunia, Giunluigi Buffon. Selain itu, kiper cadangannya pun juga selalu menampilkan performa yang fenomenal, Marco Storari. Sehingga, seringkali Storari disebut sebagai kiper cadangan terbaik di dunia. Namun demikian perlu diingat, baik usia Buffon maupun Storari sudah tidak lagi muda. Manajemen Juventus bukannya tidak menyadari hal tersebut. Mereka telah berinvestasi mengontrak beberapa kiper muda berbakat, seperti Mario Kirev, Nicola Leali, Laurentiu Branescu, dan yang terakhir adalah Vincenzo Fiorillo dari Sampdoria. Para portiere tersebut kemudian “disekolahkan” ke beberapa klub lain dengan harapan, mereka sudah kaya pengalaman dan “siap pakai” pada waktu yang tepat. Jika Storari akan meninggalkan Juventus musim depan, sudah saatnya Juventus memanggil salah satu dari kiper muda tersebut. Melihat catatan prestasi yang ada, Nicola Leali atau Fiorillo dapat menjadi pilihan utama.
Bek Skuad: Frederico Peluso, Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini, Martin Caceres, Angelo Ogbonna, Leonardo Bonucci. Selama ini, Antonio Conte terbiasa dengan formasi tiga bek. Sebagai pilihan utama, jatuh kepada Barzagli, Bonucci, dan Chiellini. Dan sebagai cadangan utama, Conte lebih menyukai Caceres, lalu kemudian Ogbonna. Walau stok bek cukup melimpah, bukan berarti lini ini aman. Pernah suatu ketika, Juventus terpaksa memainkan Arturo Vidal sebagai bek tengah. Selain cedera, permasalahan yang sering dihadapi lini belakang adalah akumulasi kartu. Tapi beruntung, Antonio Conte memiliki banyak pemain serba bisa yang dapat difungsikan sebagai bek. Caceres juga menunjukkan kecemerlangannya ketika menjadi pemain pengganti. Sedangkan Ogbonna masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Musim depan, penyegaran perlu dilakukan. Terutama jika Conte akan menerapkan formasi 4-3-3.
Gelandang Skuad: Claudio Marchisio, Arturo Vidal, Stephan Lichtsteiner, Paul Pogba, Simone Pepe, Simone Padoin, Andrea Pirlo, Kwadwo Asamoah, Mauricio Isla. Sumber inspirasi dari permainan Juventus. Conte telah berhasil mematenkan Pogba-Pirlo-Vidal sebagai kekuatan yang menakutkan, dengan didukung oleh Asamoah di kiri dan Lichtsteiner di kiri. Belum lagi Marchisio yang seringkali menjadi senjata rahasia, membuat gelandang Juventus semakin kuat. Sayangnya untuk lini ini, Antonio Conte kekurangan variasi. Apalagi semenjak hengkangnya Emanuele Giaccherini, Juventus kehilangan pengganti yang sepadan. Beruntunglah, Mauricio Isla menunjukkan perkembangan. Namun belum cukup untuk menggantikan Lichtsteiner, yang memang membutuhkan back up tangguh. Begitupun dengan Asamoah, belum memiliki pemain pengganti yang mumpuni.
Penyerang Skuad: Mirko Vucinic, Fabio Qaugliarela, Fernando Llorente, Pablo Osvaldo, Carlos Tevez, Sebastian Giovinco. Lini depan mengalami peningkatan yang luar biasa musim ini. Kehadiran Llorente dan Tevez menjadikan sektor serang Juventus menjadi menakutkan. Duet Spanyol-Argentina tersebut total mencatatkan 39 gol pada semua kompetisi yang diikuti Juventus selama 2013/2014. Sayangnya, ketajaman Llorente dan Tevez tidak diikuti oleh para penyerang lainnya. Akibatnya, begitu duet ini terkunci, Antonio Conte tidak memiliki alternatif yang lebih baik. Belum lagi faktor kelelahan yang kerap melanda Llorente-Tevez. Untungnya, kedua pemain tersebut jarang dipanggil untuk bermain di tim nasional. Juventus memiliki cadangan penyerang yang lumayan membanggakan pada musim lalu. Mulai dari top skor Serie A yang kini bermain di Torino, Ciro Immobile; Manolo Gabbiadini (Sampdoria); Richmond Boakye (Elche); Domenico Berardi (Sassuolo); hingga Simone Zaza (Sassuolo). Besar kemungkinan, Conte akan memanggil satu atau dua orang tersebut untuk kembali ke Juventus.
Dengan kepastian Antonio Conte yang tetap melatih musim depan, Juventus tampaknya akan melakukan berbagai perombakan. Salah satunya dengan memperkuat tim, termasuk pemain pelapis. Jika ingin berbicara banyak di pentas Eropa, Conte membutuhkan pemain yang sepadan ketika melakukan rotasi, sekaligus dapat memberikan variasi taktik lebih banyak. Kita tunggu saja, apa yang akan diperbuat Direktur Umum Juventus -Giuseppe Marotta, untuk memenuhi permintaan Conte tersebut? @hendryfri

Senin, 19 Agustus 2013

Jamu untuk Dunia

Oleh Hendry Noer Fadlillah

Sumber gambar
Nenek moyang bangsa Indonesia, sesungguhnya memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang luar biasa.  Banyak warisan yang kita peroleh saat ini bernilai sangat tinggi, mulai dari batik, kuliner, hingga jamu.  Khusus jamu, secara turun-temurun telah dibuktikan keahlian para leluhur kita dibidang pengetahuan dan formulasi obat.  Dalam perjalanannya lah, generasi penerus tidak mampu merawatnya hingga tergerus oleh obat-obat modern yang ada saat ini.

Seiring dengan perkembangan yang ada, dimana banyak konsumen dunia yang mulai mencari produk-produk alami, termasuk pengobatan dan pangan, kini obat-obat alami -yang umumnya berasal dari bahan alami, mulai mendapat perhatian.  Jadi jamu, yang merupakan obat tradisional khas Indonesia, tidak bisa dipandang sebelah mata lagi.  Bahkan World Health Organization (WHO) pada 2002 secara khusus meluncurkan strategi untuk pengembangan obat tradisional seperti jamu, untuk mengeksplorasi potensinya dalam mendukung kesehatan manusia, termasuk dalam meminimalkan risiko dan penyalahgunaan obat atau praktek pengobatan tradisional.
Sumber gambar
WHO (2008) mendefinisikan obat tradisional sebagai keseluruhan dari pengetahuan, keahlian, dan praktek berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman indigenous dari berbagai budaya yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, baik untuk mencegah, mendiagnosa, memperbaiki, atau mengobati sakit fisik maupun mental.  Obat tradisional tersebut dapat diadopsi oleh populasi lain (di luar masyarakat budaya asalnya) sebagai obat pelengkap atau alternatif.
Semakin populernya obat tradisional, terlihat dengan ramuan obat-obat Cina (atau lebih dikenal dengan traditional Chinese medicine) dan Korea yang makin mendunia. Dan sudah tercatat lebih dari 100 negara memiliki regulasi seputar obat tradisional.  Hal ini tentu juga menjadi peluang bagi jamu untuk berkontribusi dalam mendukung kesehatan masyarakat dunia.
Sumber gambar
Melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 003/Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan, Pemerintah berupaya mendorong penguatan strategi pembuktian empiris jamu.  Namun demikian, selain payung hukum, Pemerintah juga perlu mendorong industri untuk lebih melirik dan mengembangkan jamu.  Sebab dengan industrialisasi jamu, sangat dimungkinkan diperoleh produk yang lebih terstandar, praktis, dan modern.  Jika hal tersebut tercapai, maka dengan sendirinya akan menggerakkan ekonomi masyarakat, termasuk dengan lebih berdayanya pengusaha-pengusaha kecil melalui program kemitraan.
Namun demikian, WHO (2008) mencatat beberapa tantangan dalam pengembangan obat tradisional, termasuk dalam memperkenalkan jamu ke dunia internasional.  Berikut beberapa diantaranya:

Beragamnya diversitas internasional
Obat tradisional berkembang berdasarkan budaya dan kekayaan alam masing-masing daerah.  Bahkan dalam satu negara, bisa terdapat ragam jenis yang sangat banyak.  Oleh sebab itu, menjadi tantangan tersendiri dalam penetapan standar internasional dan juga studi empiris terhadap populasi tertentu.

Kebijakan dan regulasi nasional
Tidak semua negara memiliki kebijakan dan regulasi yang jelas untuk obat-obat tradisional.  Selain itu, aturan dan definisinya pun cukup beragam.  Sebagai contoh, ada produk herbal yang bisa didefiniskan sebagai obat, suplemen, dan pangan.  Akibatnya, perdagangan internasional obat tradisional agak terhambat.  Oleh sebab itu diperlukan harmonisasi.

Keamanan, efektivitas, dan mutu
Salah satu kelemahan utama dari obat tradisional, termasuk jamu, adalah rendahnya bukti ilmiah, baik untuk khasiat maupun keamanannya.  Diperlukan penelitian yang kompleks untuk mengevalusi obat tradisional.  Hal terpenting lainnya adalah penyusunan standar untuk memberikan jaminan mutu dan keamanan bagi konsumen.  Penyusunan standar juga sangat penting untuk membedakan produk yang asli dengan yang dipalsukan (adulterated). 

Pengetahuan dan ketersediaan bahan baku
Sebagian besar bahan baku jamu dan obat lain adalah herbal dan rimpang.  Saat ini, masih terdapat keterbatasan pengetahuan tentang budi daya, khasiat, dan komponen-komponen penyusunnya.  Oleh sebab itu, perlu digalakkan kembali pemuliaan tanaman obat keluarga (TOGA) dan juga mengeksplorasi pengetahuan bahan terkait dengan herbal dan rimpang yang diduga mengandung manfaat.  Pemahaman terhadap pengetahuan bahan juga terkait dengan interaksi dan kemungkinan adanya komponen toksik di dalamnya.  Sebab alami belum tentu aman.  Tetap diperlukan studi dan bukti ilmiah.

Oleh sebab itu, memperhatikan tantangan-tantangan tersebut, Indonesia perlu meningkatkan kompetensi dalam pengembangan jamu.  Kompetensi yang dimaksud meliputi keahlian budi daya, penguasaan terhadap bahan baku, keahlian teknologi, bukti ilmiah, dan lainnya.  Jika konsisten, bukan tidak mungkin jamu bisa bersaing dengan obat modern yang ada saat ini dan membantu dunia dalam meraih hidup sehat yang lebih baik.  Sebab beberapa penelitian menunjukkan potensi dalam mengatasi beberapa penyakit utama yang melanda dunia.  Sebagai contoh penelitian yang dilakukan Batubara, I., dkk (2010) tentang kandungan antioksidan dari bebarapa tanaman obat Indonesia.  Antioksidan sangat penting dalam menetralkan radikal bebas, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, penuaan dini, dan lainnya. 

Referensi

[WHO] World Health Organization. Traditional Medicine.  Diunduh pada 01 Agustus 2013. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/index.html

Batubara, I., L.K. Darusmam., T. Mitsunaga., M. Rahminiwati., E. Djauhari. 2010. Potency of Indonesian Medicinal Plants as Tyrosinase Inhibitor and Antioxidant Agent.  Journal of Biological Sciences 10(2): 138-144. Diunduh pada 01 Agustus 2013 http://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal/146-potency-of-indonesian-medicinal-plants-as-tyrosinase-inhibitor-and-antioxidant-agent

Referensi Gambar





Rabu, 09 Januari 2013

Rotasi Berani ala Antonio Conte


Setelah mengalami kekalahan menyakitkan melawan Sampdoria, Juventus kembali harus menjamu lawan berat AC Milan dalam perempat final Coppa Italia dini hari tadi (08/01).  Sebuah pertandingan berat, mengingat selain harus mengatasi beban psikologis kekalahan akhir pekan lalu, AC Milan juga pernah mengalahkan Juventus dalam lanjutan Serie A beberapa pekan lalu.

Namun entah apa yang ada di benak Sang Allenatore Antonio Conte, dia justru munurunkan starting eleven dengan 7 orang pemain yang berbeda dari pertandingan sebelumnya (lihat Tabel).  Bisa jadi dia beralasan untuk memberikan penyegaran bagi tim dengan memainkan anggota yang jarang diturunkan.  Tapi, apakah bukan risiko besar dengan mencadangkan dua punggawa utama, Andrea Pirlo dan Giunlugi Buffon?  Hebatnya lagi, lini tengah adalah yang paling banyak mendapatkan perubahan.  Semua pemain lini tengah Juventus berbeda dengan yang turun pada akhir pekan lalu.  Kali ini, posisi Pirlo digantikan oleh Gelandang Muda Luca Marrone, yang didampingi oleh Arturo Vidal dan Emanuel Giaccherini.  Sedangkan sebagai sayap, Mauricio Isla bergerak di sisi kiri menemani Stephan Litchsteiner yang berada di kanan.  Formasi ini mengadu keganasan dengan trio Milan  yang diawaki oleh Kevin Prince Boateng, Massimo Ambrosini, dan Ricardo Montolivo.  Ketiganya merupakan pemain yang sarat pengalaman.  Apalagi dengan dukungan dua bek sayap yang sering melakukan sisiran di kedua sisi pertahanan Juventus atau Stephan El Sharawy yang kerap turun ke tengah.

Tabel Susunan Pemain Juventus dalam Dua Pertandingan Berbeda
vs Sampdoria
vs Milan
Buffon
Storari
Barzagli
Barzagli
Bonucci
Bonucci
Peluso
Cacares
De Ceglie
Isla
Padoin
Litchsteiner
Marchisio
Vidal
Pirlo
Marrone
Pogba
Giaccherini
Giovinco
Giovinco
Matri
Matri

 

Pengamat menilai, dengan formasi tersebut, Juventus seolah kehilangan sang maestro, Pirlo.  Lini tengah Juventus dianggap kehilangan kemampuan dalam mengontrol ritme permainan.  Tapi, cobalah simaklah dari segi positifnya.  Juventus menjadi lebih gesit.  Giaccherini beberapa kali harus dilanggar, yang salah satunya menghasilkan tendangan bebas yang berbuah gol.   Pergerakan cepat Giaccherini jugalah yang mengawali terjadinya gol kedua melalui serangan balik.  Lalu bagaimana posisi Marrone? Walau diplot sebagai pengganti  Pirlo, sebenarnya Marrone lebih berperan sebagai gelandang penyeimbang.  Hal ini penting, mengingat kedua tim saling melakukan serangan terbuka, yang sering berpotensi terjadinya serangan balik berbahaya.  Kehadiran Marrone juga penting dalam membantu para bek, bila mendapat tekanan ketat untuk mengalirkan bola.

Secara lengkap, berikut adalah rating pemain Juventus (vs Milan) dini hari tadi versi www.jasaediting.blogspot.com  Marco Storari kami pilih sebagai man of the match dalam pertandingan tersebut.

Marco Storari                                                    8

Melakukan beberapa kali penyelamatan gemilang, termasuk pada menit terakhir.  Sedangkan gol El Sharawy yang terjadi, bukanlah kesalahannya.  Bola memang sulit diantisipasi.

Martin Cacares                                                 7

Mampu menggantikan Giorgio Chiellini dengan baik.   Cukup lugas dan solid.

Leonardo Bonucci                                            6.5

Sebagai bek tengah, Bonucci berhasil mengkoordinir pertahanan Juventus.  Hanya saja, beberapa kali dilewati, termasuk kegagalannya menghentikan El Sharawy yang menghasilkan gol.  Namun, di luar itu, dia hampir selalu menang dalam duel satu lawan satu.

Andrea Barzagli                                                7

Solid seperti biasanya.  Mampu mempersempit ruang gerak El Sharawy.

Stephan Litchsteiner                                      6.5

Sempat bertukar tempat dengan Cacares menjelang laga berakhir.  Secara umum dia menampilkan penampilan yang eksplosif.  Sayangnya, umpan-umpannya sering gagal menemui sasaran.

Mauricio Isla                                                  6

Pertama kali beroperasi di sisi kiri terlihat membuat Isla kesulitan.  Namun pada babak kedua, ia tampak menikmatinya dan nyaris saja membuat gol.

Luca Marrone                                              6.5

Manggantikan posisi Pirlo, Luca Marrone lebih banyak beroperasi menjaga keseimbangan lini tengah.  Beberapa kali memberikan solusi ketika lini belakang berada dalam tekanan.

Arturo Vidal                                                  6.5

Banyak bertarung melawan Boateng, membuat Vidal harus menjaga agresivitasnya.  Ketidakhadiran Pirlo, membuat Vidal menjadi perhatian utama lini tengah Milan.

Emanuele Giaccherini                                   7

Kelincahannya membuat lini belakang dan tengah Milan menjadi panik.  Dua gol yang tercipta merupakan hasil desain yang dilakukannya.

Alessandro Matri                                             5.5

Beberapa kali menyia-nyiakan beberapa peluang emas.  Salah satunya adalah umpan matang yang didapatkannya tepat di mulut gawang.  Sayangnya tandukan yang dilakukan Matri melebar.

Sebastian Giovinco                                         6.5

Sebuah tendangan bebasnya menjadi salah satu gol yang tercipta dalam pertandingan tersebut.  Hanya saja, kelincahannya tidak diikuti oleh kemampuan penyelesaian akhir yang kurang baik.

Subs:

Andrea Pirlo                                                      6.5

Mirko Vucinic                                                    7

Paolo De Ceglie                                                 6.5

Coach:

Antonio Conte                                                  6.5

Penilaian diberikan dengan bobot 0 (tidak baik) – 10 (terbaik)

Rabu, 17 Oktober 2012

Tiga Kisah Tak Terlupakan Bersama PLN


Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi tulang punggung bangsa ini dalam penyediaan energi kelistrikan.  Semenjak ditemukannya listrik, energi tersebut menjadi "kebutuhan pokok" bagi segala lapisan masyarakat.  Apalagi dalam perkembangannya, semua peralatan kini didesain menggunakan energi listrik, mulai dari elektronik hingga otomatif.  Semuanya menjadi serba listrik.  Manusia menjadi sangat bergantung pada listrik.  Akibatnya, begitu PLN gagal memenuhi harapan tersebut, rakyat menjadi geram dan kesal.    Ditambah lagi, gangguan yang berkaitan dengan listrik tersebut sering tidak mengenal waktu dan tempat.  Di saat genting pun, listrik kerap padam tanpa pemberitahuan.   
Hingga saat ini, sudah tidak terhitung rasa sabar saya menghadapi gangguan listrik.  Setidaknya ada tiga kisah yang tidak mungkin terlupakan akibat hal tersebut. 

1.  Ledakan di gardu listrik
Ketika masih di bangku Sekolah Dasar, saya dan keluarga tinggal di rumah yang berdekatan dengan gardu listrik.  Bahkan, kamar saya tepat di sebelah tiang listrik bertegangan tinggi tersebut.  Nah, katika hujan turun, gardu tersebut sering bermasalah.  Petugas PLN yang datang untuk memperbaikinya sering menimbulkan suara ledakan yang membuat ngeri seisi rumah.  Kondisi ini sering terjadi.  Karena trauma, saya sering mengajak keluarga untuk mengungsi ketika ada petugas PLN datang untuk memperbaiki gardu.

2. Mati lampu saat ujian sidang
Ujian sidang merupakan salah satu persyaratan kelulusan sarjana.  Tak terkecuali bagi saya.  Kala itu, saya mepersiapkannya sematang mungkin untuk mempertahankan isi skripsi di hadapan dosen penguji, termasuk materi presentasi.
Tepat hari H, saya memulai presentasi dengan percaya diri menggunakan laptop dan infocus.  Namun, apa yang terjadi.  Baru beberapa slide, tiba-tiba listrik padam.  Ruangan menjadi gelap gulita, dan secara otomatis infocus juga berhenti beroperasi.
Akhirnya, saya harus melanjutkan sidang dengan kondisi seadanya.  Untungnya para dosen penguji bisa memakluminya dan saya lulus dengan nilai A.

3. Kulkas mati sediaan ASI terancam
Sebagai seorang suami, saya mendukung istri untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada sang buah hati kami.  Walau bekerja, istri selalu menyiapkan sediaan ASI di kulkas dalam bentuk beku.  Tujuannya agar dapat disajikan untuk buah hati ketika sang bunda bekerja.
Tapi apa jadinya, ketika kulkas tidak berfungsi akibat mati listrik.  Banyak ASI beku yang akhirnya rusak dan terbuang, karena suhu dingin yang tidak tercapai.  Bisa dibayangkan, bagaimana sedihnya seorang Ibu yang telah bersusah payah memeras ASI nya, dan ternyata akhirnya tidak bisa dinikmati oleh anak.  Untungnya, anak kami masih bisa melaluinya dan lulus ASI eksklusif.  Namun tidak jarang, saya mendengar keluhan yang akhirnya dengan terpaksa, seorang ibu harus memberikan susu formula kepada anaknya akibat rusaknya ASI yang disimpan beku dan tidak tersedia cukup ASI cadangan untuk diberikan kepada anak ketika ibu sedang bekerja.
Padahal Pemerintah melalui PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF dengan tegas menganjurkan pemberian ASI.  Bahkan, pihak-pihak yang tidak mendukung hal tersebut mendapat ancaman hukuman dalam berbagai tingkatan, mulai dai teguran, denda, hingga penjara.

Tiga kisah tadi membuat saya semakin menyadari pentingnya peran Perusahaan Listrik Negara (PLN).  Tentu sangat mustahil untuk mengharapkan instansi tersebut menjadi sempurna, tetapi harapan agar PLN menjadi lebih profesional dan bertanggung jawab tetap ada.    Saya yakin, PLN telah memiliki "sejuta" program untuk menjadi lebih baik.  Namun tidak ada salahnya jika sedikit memberi saran, yang mungkin sebagian telah diakomodasi oleh PLN.

1.  Kembangkan listrik dari sumber daya alam terbarukan, seperti matahari, panas bumi, gelombang laut, arus sungai dan lainnya. 
2.  Kembangkan sistem listrik melalui jaringan bawah tanah, sehingga kabel-kabel listrik tidak lagi menghalangi penghijauan.
3.  Jadikan listrik terjangkau dan ramah, agar bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia

Semoga ke depannya, listrik bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali, dan tidak ada lagi anak-anak yang trauma karena ledakan gardu PLN, tidak ada lagi siswa dan mahasiswa yang terhambat prestasinya gara-gara mati lampu, dan tidak ada lagi bayi yang terampas haknya atas pemberian ASI eksklusif.  Selamat berjuang PLN@hendryfri


Senin, 01 Oktober 2012

Juventus Benamkan Roma


Setelah ditahan imbang Fiorentina, sempat membuat Juventini merasa was-was ketika tim favoritnya akan menjamu AS Roma.  Apalagi, tim tersebut dibesut oleh Zdenek Zeman yang diketahui sangat terobsesi mengalahkan Juventus.

Tampil dihadapan sekitar 40.000 penonton, Massimo Carrera menurunkan formasi andalannya 3-5-2.  Trio Barzagli, Bonucci dan Chiellini mengawal gawang yang dijaga Buffon.  Sedangkan di tengah, Cecares menempati posisi Litchsteiner.  Begitupun di kiri, De Ceglie menggantikan peran Asamoah untuk mendampingi Vidal, Pirlo, dan Marchisio.  Di depan, Carrera memilih duet Matri-Vucinic.

Juventus yang memulai babak pertama mendapat tekanan yang ketat dari pemain Roma.  Untungnya, Pirlo dkk berhasil mengatasinya dengan permainan bola dari kaki ke kaki dengan cepat sambil mengatur ritme.
Permainan efektif Juventus mulai mempersulit AS Roma, yang menyebabkan perlanggaran tepat di depan kotak pinalti kiper Stekelenburg.  Tak menyia-nyiakan peluang tersebut, tendangan bebas datar Andrea Pirlo berhasil mengubah kedudukan menjadi 1-0 pada menit ke 11.

Lima menit kemudian, lagi-lagi pemain Roma terpaksa melanggar Claudio Marchisio.  Kali ini tepat di dalam kotak pinalti.  Wasitpun tanpa ampun mengganjar tim ibu kota tersebut dengan tendangan 12 pas.  Vidal yang menjadi algojo mengubah kedudukan menjadi 2-0.

Tertinggal dua gol membuat pemain Roma kehilangan arah.  Bahkan, jika saja tendangan Marchisio tidak diselamatkan mistar gawang, Juve sudah bisa menambah keunggulan lagi.  Namun demikian, toh tidak dibutuhkan waktu lama.  Pada menit 19, umpan cantik Vidal mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Matri, 3-0 untuk Juventus.

Roma mencoba memperbaiki keadaan dengan memasukkan Maurqinhos menggantikan Balzaretti sebelum babak pertama usai.  Usaha tersebut membuahkan hasil dengan sedikit teredamnya serangan Juventus.  Selain itu, sang Nyonya Tua terlihat sudah puas dengan tetap menjaga penguasaan bola.
Memasuki babak kedua, Roma berusaha menyerang dengan kekuatan penuh.  Beberapa peluang berbahaya diperoleh, namun masih bisa dimentahkan oleh Buffon.  Kehadiran Destro yang menggantikan Totti, membuat Roma makin tajam.  Hasilnya ketika Destro dilanggar Bonucci di kotak pinalti.  Wasitpun menghadiahi tendangan pinaliti untuk tim berlambang Srigala tersebut.  Pablo Osvaldo sukses menjadi eksekutor, 1-3.

Serangan Roma yang bertubi, dijawab dengan sebuah serangan balik oleh Juventus.  Barzagli berhasil merebut bola dan menggiringnya hampir setengah lapangan sebelum melepaskan umpan pada Giovinco.  The atomic ant yang menggantikan Matri berhasil memperdaya Stekelenburg dengan gocekan khasnya, 4-1 untuk Juventus.
Kemenangan ini sekaligus memperkokoh posisi Juventus di puncak klasemen.  @hendryfri

Rating Pemain Juventus vs (Roma)


Dengan kemenangan 4-1, sangat sulit untuk menentukan siapa yang terbaik di Juventus kala melawan Roma.  Setiap pemain memiliki peran penting dalam menciptakan kemenangan.  Namun demikian, tidak ada salahnya jika kita menganugerahkan man of the match kali ini pada Andrea Pirlo.  Sempat mendapat kritikan hingga saran untuk beristirahat dan pensiun dari tim nasional, pertandingan melawan Roma menjadi bukti bahwa Pirlo masih berbahaya.  Gol pertamanya dalam pertandingan tersebut telah mengangkat mental pemain lainnya.  Berikut raport pemain Juventus versi www.jasaediting.blogspot.com:

Giunlugi Buffon                                7.0
Walau gagal menghentikan tendangan pinalti Osvaldo, namun Buffon melakukan sejumlah penyelamat gemilang, terutama pada babak II. 

Andrea Barzagli                 7.5
Kali ini Barzagli tidak hanya kokoh di belakang, tetapi juga mampu melakukan solo run hingga setengah lapangan dan memberi umpan manis kepada Giovinco untuk mencetak gol.

Leonardo Bonucci            6.5
Kokoh dalam menjaga Totti dan Lamela.  Sayangnya menjadi penyebab pinalti karena melanggar Mattia Destro.

Giorgio Chiellini                 7.0
Daerah operasi Chiellini yang hingga ke tengah lapangan, membuat pemain-pemain Roma tidak berkutik.

Martin Cecares                 6.5
Tampil menggantikan Litchsteiner, Cecares berhasil memberikan warna tersendiri bagi permainan Juventus.  Jarang mendrible bola, tetapi umpan dan posisinya sering membahayakan tim lawan.

Arturo Vidal                        7.0
Kembali sukses mengeksekusi pinalti dan memberikan umpan bagi gol Matri.  Vidal bermain begitu efektif dan perkasa pada malam tersebut. 

Andrea Pirlo                       7.5
Tendangan datarnya yang menghasilkan gol pertama menjadi pelecut bagi semangat pemain-pemain Juventus.  Selain itu, Pirlo juga berhasil mengatasi tekanan pemain-pemain Roma yang ditujukan kepadanya.

Claudio Marchisio            7.0
Dua kali pelanggaran terhadap dirinya menghasilkan gol.  Satu melalui eksekusi tendangan bebas Pirlo, dan sisanya melalui tendangan pinalti Marchisio.  Hanya saja, dirinya belum beruntung dalam mencetak gol.  Tendangannya masih menerpa tiang gawang dan diselamatkan oleh kiper Roma.

Paolo De Ceglie                 6.5
Beberapa kali melepaskan umpan berbahaya ke kotak pinalti Roma.  Sayangnya belum berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh para penyerang.  De Ceglie juga berhasil mengamankan sisi kiri Juventus, sehingga mau tidak mau Roma harus menembus melalui daerah lain.
Mirko Vucinic                     6.0
Memiliki dua peluang emas mencetak gol.  Tapi, tendangannya masih membentur mistar gawang dan ditepis dengan baik oleh Stakelenburg.  Perlu mengasah ketajamannya lagi.

Alessandro Matri             7.0
Berhasil memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan baik.  Golnya akan membuat Carrera memiliki banyak pilihan di lini depan.
Cadangan
Kwadwo Asamoah          6.0
Masuk untuk memberikan penyegaran.   Walau kontribusinya tidak terlalu kelihatan, tetapi cukup memperkuat lini tengah.

Paul Pogba                          6.0
Menggantikan Marchisio dan sempat melepaskan satu tembakan berbahaya.
Sebastian Giovinco          6.5
Tidak perlu banyak waktu untuk mencetak gol.  Umpan Barzagli berhasil dimanfaatkannya dengan baik.

Massimo Carrera              7
Carrera kembali berhasil menampilkan permainan efektif Juventus.

Catatan:
Rating berkisar antara 1(sangat buruk) hingga 10 (sangat baik).  Diberikan berdasarkan pengamatan pribadi penulis dan tidak mengikat. @hendryfri

Rabu, 19 September 2012

Duel Pertama Antar Dua Pimpinan Klasemen


Pertandingan perdana Liga Champions Grup D langsung mempertemukan dua klub favorit juara musim ini.  Sebagai juara bertahan, Chelsea menjamu Juventus, sang kampiun Liga Italia.  Dan secara kebetulan, keduanya hingga pekan ini (20/09) masing-masing menduduki pemuncak klasemen di liganya masing-masing.  Chelsea masih kokoh di Premiere League, sedangkan Juve tak tergoyahkan di Serie A.



Bertandang ke Stamford Bridge, Massimo Carrera menurunkan formasi normal dengan pola 3-5-2.  Buffon dikawal oleh tiga bek tangguh; Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini.  Sedangkan di tengah, duo sayap Stephen Litchsteiner dan Kwadwo Asamoah mengapit Arturo Vidal, Andrea Pirlo, dan Claudio Marchisio.  Duet Sebastian Giovinco dan Mirko Vucinic dipercaya di posisi depan.
Babak pertama, Chelsea terlihat mendominasi permainan.  Edin Hazard dan Oscar memberikan dukungan penuh kepada Fernando Torres.  Permainan rapat Juventus berhasil diantisipasi dengan baik oleh Chelsea.  Sedangkan Juventus tampak masih menyesuaikan diri menghadapi permainan cepat ala Liga Inggris.  Beberapa kali peluang berbahaya yang dimiliki Torres membuat Buffon dan pemain belakang lainnya berjibaku.  Salah satunya adalah ketika Ramirez berhasil menyisir sisi kanan Juventus dan melepaskan umpan datar matang menuju Torres.  Akibatnya Chiellini dan Bonucci harus menjatuhkan badan guna menahan tendangan yang tepat berada di mulut gawang.  Begitupun tendangan spekulasi Ivanovic yang begitu cantik mengarah ke sudut kanan gawang Buffon tanpa terduga.  Untungnya masih bisa terbaca dengan baik.
Juventus berusaha mengimbangi serangan berbahaya Chelsea.  Salah satunya melalui skenario yang disusun oleh Marchisio.  Sayangnya, Vucinic yang telah berhadapan dengan Peter Cech gagal menempatkan bola dengan tepat.  Begitupun ketika Litchsteiner sudah berada di ruang kosong kotak Pinalti Chelsea.  Umpannya gagal menemui sasaran.  Padahal tiga pemain Juventus dalam posisi terbuka sudah siap menyambut umpan tersebut.
Serangan Chelsea yang memborbardir pertahanan Juve akhirnya membuahkan hasil.  Menit 32, Oscar dengan cerdik melepaskan tendangan yang memantul di kaki Leonardo Bonucci, gol.  Tidak cukup disitu, dua menit kemudian, Oscar kembali menunjukkan kemampuan briliannya.  Dikepung beberapa pemain Juve, dia berhasil berkelit dan kembali melepaskan tendangan melengkung untuk menembus gawang Buffon kedua kalinya, 2-0 untuk Chelsea.
Namun Juventus bukanlah tim semenjana.  Tiga menit kemudian, aksi Arturo Vidal berhasil memperkecil kedudukan.  Tendangannya dari luar kotak pinalti tak mampu dijangkau Peter Cech.  Setelah itu, serangan antara kedua tim datang silih berganti.  Hanya saja, hingga akhir babak pertama kedudukan masih 2-1 untuk keunggulan tuan rumah.

Babak kedua
Memasuki babak kedua, Chelsea kembali mengambil inisiatif serangan.  Agak berbeda dengan babak pertama, kali ini Juve mulai berani keluar dan beradu di lapangan tengah.  Dominasi lapangan tengah Chelsea perlahan mulai kedodoran oleh pergerakan eksplosif Marchisio dan Vidal.
Sadar akan hal tersebut, Roberto Di Matteo melakukan beberapa pergantian.  Di antaranya dengan memasukkan Juan Matta.  Sedangkan Massimo Carrera memutuskan untuk memasukkan Fabio Quagliarela menggantikan Vucinic, Mauricio Isla menempati posis Litchsteiner, dan Alessandro Matri untuk Giovinco secara bertahap.
Hasilnya, sebuah umpan manis dari Marchisio berhasil dimanfaatkan dengan tenang oleh Quagliarela, skor 2-2 untuk Juventus.  Sontak, Juventini yang hadir di London bergemuruh gembira.  Bahkan beberapa menit setelahnya, penyerang berusia 29 tahun tersebut nyaris membawa kemenangan bagi Juventus andai tendangannya tidak menyentuh mistar gawang.
Tingginya ritme permainan setelahnya ternyata tidak mampu mengubah skor.  Hingga peluit akhir dibunyikan, skor masih sama kuat 2-2.  @hendryfri