Rabu, 28 Mei 2014

Mengevaluasi Juventus 2013-2014

Merengkuh scudetto tiga kali berturut-turut menegaskan dominasi Juventus di Serie A Liga Italia. Apalagi, selama tiga tahun Juventus berhasil mencatatkan berbagai macam rekor, mulai dari tidak terkalahkan di musim perdana, selalu meraih poin penuh di kandang, hingga keberhasilan menggapai 102 poin dalam satu musim kompetisi. Namun demikian, bukan berarti Juventus musim lalu tanpa catatan yang perlu diperbaiki. Kegagalan di kompetisi Eropa menunjukkan masih terdapat ruang yang perlu diperbaiki. Tidak aneh, jika kemudian Pelatih Juventus, Antonio Conte, tetap menuntut perbaikan kualitas pemain kepada Presiden Andrea Agnelli. Salah satu catatan utama yang perlu mendapat perhatian dari manajemen adalah kedalaman skuad. Antonio Conte belum memiliki kualitas sepadan antara tim utama dengan tim cadangan. Hal ini terlihat dari kegagalan Juventus di ajang Piala Coppa. Antonio Conte yang menurunkan tim kedua gagal melewati hadangan AS Roma. Hal ini menjadi semakin parah di ajang liga Eropa. Antonio Conte tidak terlalu memiliki banyak pilihan, terutama untuk memodifikasi taktik dan juga melakukan rotasi pemain. Apalagi, persaingan di Serie A juga menuntut konsentrasi yang penuh. Alhasil, kelelahan membuat Juventus kurang begitu optimal dalam beberapa laga, baik di Eropa maupun di Italia. Untungnya, bianconeri masih berhasil mengatasi beberapa perlawanan tim lokal, walaupun hanya dengan kemenangan tipis. Berikut adalah beberapa evaluasi untuk masing-masing sektor dalam tim Juventus, mulai dari penjaga gawang hingga penyerang.
Penjaga gawang Skuad: Giunluigi Buffon, Marco Storari, Rubinho Selama tiga musim berturut-turut, penjaga gawang adalah sektor yang paling aman. Juventus dihuni oleh kiper terbaik dunia, Giunluigi Buffon. Selain itu, kiper cadangannya pun juga selalu menampilkan performa yang fenomenal, Marco Storari. Sehingga, seringkali Storari disebut sebagai kiper cadangan terbaik di dunia. Namun demikian perlu diingat, baik usia Buffon maupun Storari sudah tidak lagi muda. Manajemen Juventus bukannya tidak menyadari hal tersebut. Mereka telah berinvestasi mengontrak beberapa kiper muda berbakat, seperti Mario Kirev, Nicola Leali, Laurentiu Branescu, dan yang terakhir adalah Vincenzo Fiorillo dari Sampdoria. Para portiere tersebut kemudian “disekolahkan” ke beberapa klub lain dengan harapan, mereka sudah kaya pengalaman dan “siap pakai” pada waktu yang tepat. Jika Storari akan meninggalkan Juventus musim depan, sudah saatnya Juventus memanggil salah satu dari kiper muda tersebut. Melihat catatan prestasi yang ada, Nicola Leali atau Fiorillo dapat menjadi pilihan utama.
Bek Skuad: Frederico Peluso, Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini, Martin Caceres, Angelo Ogbonna, Leonardo Bonucci. Selama ini, Antonio Conte terbiasa dengan formasi tiga bek. Sebagai pilihan utama, jatuh kepada Barzagli, Bonucci, dan Chiellini. Dan sebagai cadangan utama, Conte lebih menyukai Caceres, lalu kemudian Ogbonna. Walau stok bek cukup melimpah, bukan berarti lini ini aman. Pernah suatu ketika, Juventus terpaksa memainkan Arturo Vidal sebagai bek tengah. Selain cedera, permasalahan yang sering dihadapi lini belakang adalah akumulasi kartu. Tapi beruntung, Antonio Conte memiliki banyak pemain serba bisa yang dapat difungsikan sebagai bek. Caceres juga menunjukkan kecemerlangannya ketika menjadi pemain pengganti. Sedangkan Ogbonna masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Musim depan, penyegaran perlu dilakukan. Terutama jika Conte akan menerapkan formasi 4-3-3.
Gelandang Skuad: Claudio Marchisio, Arturo Vidal, Stephan Lichtsteiner, Paul Pogba, Simone Pepe, Simone Padoin, Andrea Pirlo, Kwadwo Asamoah, Mauricio Isla. Sumber inspirasi dari permainan Juventus. Conte telah berhasil mematenkan Pogba-Pirlo-Vidal sebagai kekuatan yang menakutkan, dengan didukung oleh Asamoah di kiri dan Lichtsteiner di kiri. Belum lagi Marchisio yang seringkali menjadi senjata rahasia, membuat gelandang Juventus semakin kuat. Sayangnya untuk lini ini, Antonio Conte kekurangan variasi. Apalagi semenjak hengkangnya Emanuele Giaccherini, Juventus kehilangan pengganti yang sepadan. Beruntunglah, Mauricio Isla menunjukkan perkembangan. Namun belum cukup untuk menggantikan Lichtsteiner, yang memang membutuhkan back up tangguh. Begitupun dengan Asamoah, belum memiliki pemain pengganti yang mumpuni.
Penyerang Skuad: Mirko Vucinic, Fabio Qaugliarela, Fernando Llorente, Pablo Osvaldo, Carlos Tevez, Sebastian Giovinco. Lini depan mengalami peningkatan yang luar biasa musim ini. Kehadiran Llorente dan Tevez menjadikan sektor serang Juventus menjadi menakutkan. Duet Spanyol-Argentina tersebut total mencatatkan 39 gol pada semua kompetisi yang diikuti Juventus selama 2013/2014. Sayangnya, ketajaman Llorente dan Tevez tidak diikuti oleh para penyerang lainnya. Akibatnya, begitu duet ini terkunci, Antonio Conte tidak memiliki alternatif yang lebih baik. Belum lagi faktor kelelahan yang kerap melanda Llorente-Tevez. Untungnya, kedua pemain tersebut jarang dipanggil untuk bermain di tim nasional. Juventus memiliki cadangan penyerang yang lumayan membanggakan pada musim lalu. Mulai dari top skor Serie A yang kini bermain di Torino, Ciro Immobile; Manolo Gabbiadini (Sampdoria); Richmond Boakye (Elche); Domenico Berardi (Sassuolo); hingga Simone Zaza (Sassuolo). Besar kemungkinan, Conte akan memanggil satu atau dua orang tersebut untuk kembali ke Juventus.
Dengan kepastian Antonio Conte yang tetap melatih musim depan, Juventus tampaknya akan melakukan berbagai perombakan. Salah satunya dengan memperkuat tim, termasuk pemain pelapis. Jika ingin berbicara banyak di pentas Eropa, Conte membutuhkan pemain yang sepadan ketika melakukan rotasi, sekaligus dapat memberikan variasi taktik lebih banyak. Kita tunggu saja, apa yang akan diperbuat Direktur Umum Juventus -Giuseppe Marotta, untuk memenuhi permintaan Conte tersebut? @hendryfri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar