Perusahaan Listrik
Negara (PLN) menjadi tulang punggung bangsa ini dalam penyediaan energi
kelistrikan. Semenjak ditemukannya
listrik, energi tersebut menjadi "kebutuhan pokok" bagi segala
lapisan masyarakat. Apalagi dalam
perkembangannya, semua peralatan kini didesain menggunakan energi listrik,
mulai dari elektronik hingga otomatif.
Semuanya menjadi serba listrik.
Manusia menjadi sangat bergantung pada listrik. Akibatnya, begitu PLN gagal memenuhi harapan tersebut, rakyat
menjadi geram dan kesal. Ditambah lagi, gangguan yang berkaitan dengan
listrik tersebut sering tidak mengenal waktu dan tempat. Di saat genting pun, listrik kerap padam
tanpa pemberitahuan.
Hingga saat ini, sudah tidak terhitung rasa sabar
saya menghadapi gangguan listrik. Setidaknya
ada tiga kisah yang tidak mungkin terlupakan akibat hal tersebut.
1. Ledakan di gardu listrik
Ketika masih di bangku Sekolah Dasar, saya dan
keluarga tinggal di rumah yang berdekatan dengan gardu listrik. Bahkan, kamar saya tepat di sebelah tiang
listrik bertegangan tinggi tersebut. Nah,
katika hujan turun, gardu tersebut sering bermasalah. Petugas PLN
yang datang untuk memperbaikinya sering menimbulkan suara ledakan yang membuat
ngeri seisi rumah. Kondisi ini sering
terjadi. Karena trauma, saya sering
mengajak keluarga untuk mengungsi ketika ada petugas PLN datang untuk memperbaiki gardu.
2. Mati lampu saat ujian sidang
Ujian sidang merupakan salah satu persyaratan
kelulusan sarjana. Tak terkecuali bagi
saya. Kala itu, saya mepersiapkannya
sematang mungkin untuk mempertahankan isi skripsi di hadapan dosen penguji,
termasuk materi presentasi.
Tepat hari H, saya memulai presentasi dengan percaya
diri menggunakan laptop dan infocus.
Namun, apa yang terjadi. Baru
beberapa slide, tiba-tiba listrik padam.
Ruangan menjadi gelap gulita, dan secara otomatis infocus juga berhenti
beroperasi.
Akhirnya, saya harus melanjutkan sidang dengan
kondisi seadanya. Untungnya para dosen
penguji bisa memakluminya dan saya lulus dengan nilai A.
3. Kulkas mati sediaan ASI
terancam
Sebagai seorang suami, saya mendukung istri untuk
memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada sang buah hati kami. Walau bekerja, istri selalu menyiapkan
sediaan ASI di kulkas dalam bentuk beku.
Tujuannya agar dapat disajikan untuk buah hati ketika sang bunda
bekerja.
Tapi apa jadinya, ketika kulkas tidak berfungsi
akibat mati listrik. Banyak ASI beku yang
akhirnya rusak dan terbuang, karena suhu dingin yang tidak tercapai. Bisa dibayangkan, bagaimana sedihnya seorang
Ibu yang telah bersusah payah memeras ASI nya, dan ternyata akhirnya tidak bisa
dinikmati oleh anak. Untungnya, anak
kami masih bisa melaluinya dan lulus ASI eksklusif. Namun tidak jarang, saya mendengar keluhan
yang akhirnya dengan terpaksa, seorang ibu harus memberikan susu formula kepada
anaknya akibat rusaknya ASI yang disimpan beku dan tidak tersedia cukup ASI
cadangan untuk diberikan kepada anak ketika ibu sedang bekerja.
Padahal Pemerintah melalui PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
dengan tegas menganjurkan pemberian ASI.
Bahkan, pihak-pihak yang tidak mendukung hal tersebut mendapat ancaman
hukuman dalam berbagai tingkatan, mulai dai teguran, denda, hingga penjara.
Tiga kisah tadi membuat saya semakin menyadari
pentingnya peran Perusahaan Listrik Negara
(PLN). Tentu sangat mustahil untuk
mengharapkan instansi tersebut menjadi sempurna, tetapi harapan agar PLN menjadi lebih profesional dan bertanggung
jawab tetap ada. Saya yakin, PLN
telah memiliki "sejuta" program untuk menjadi lebih baik. Namun tidak ada salahnya jika sedikit memberi
saran, yang mungkin sebagian telah diakomodasi oleh PLN.
1. Kembangkan listrik dari
sumber daya alam terbarukan, seperti matahari, panas bumi, gelombang laut, arus
sungai dan lainnya.
2. Kembangkan sistem listrik
melalui jaringan bawah tanah, sehingga kabel-kabel listrik tidak lagi
menghalangi penghijauan.
3. Jadikan listrik terjangkau
dan ramah, agar bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia
Semoga ke depannya, listrik bisa dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia tanpa terkecuali, dan tidak ada lagi anak-anak yang trauma
karena ledakan gardu PLN, tidak ada lagi
siswa dan mahasiswa yang terhambat prestasinya gara-gara mati lampu, dan tidak
ada lagi bayi yang terampas haknya atas pemberian ASI eksklusif. Selamat berjuang PLN. @hendryfri