Selasa, 28 Agustus 2012

Rating Pemain Juventus (vs Parma)


Pertandingan perdana tidaklah selalu mudah untuk dihadapi, apalagi bagi punggawa baru.  Dalam partai pertamanya, di kubu Juventus  ada dua pemain baru yang menjadi starter, yakni Sebastian Giovinco dan Kwadwo Asamoah.  Kredit khusus diberikan kepada Kwadwo Asamoah.  Walau tidak mencetak gol, namun keberadaannya benar-benar sangat berarti bagi Juventus dalam pertandingan tersebut.  Namun demikian, man of the match penulis anugerahkan kepada sang Kapten, Claudio Marchisio, yang telah berhasil memimpin rekan-rekannya meraih kemenangan.

Berikut adalah rating pemain dan pelatih dalam pertandingan melawan Parma:
Storari                                  7
Cukup sukses menggantikan Buffon.  Terbukti dengan keberhasilannya menjaga keperawanan gawang Juventus.  Beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang.
Leonardo Bonucci            6
Sebenarnya sangat kuat di belakang.  Tetapi, salah satu kesalahannya nyaris menguntungkan Parma.  Tercatat, Bonucci juga melakukan kesalahan yang hampir sama dalam dua pertandingan sebelumnya.  Bahkan, berbuah gol ketika melawan Napoli.
Luca Marrone                    6.5
Tidak sedikitpun terlihat gentar bermain berdampingan dengan Bonucci dan Barzagli.  Sangat tenang dalam memotong pergerakan-pergerakan berbahaya pemain lawan.   Beberapa kali melakukan penghadangan penting.
Andrea Barzagli                                6.5
Seperti biasanya, cukup kokoh di belakang.  Jarang sekali terlewati oleh pemain lawan.
Stephen Litchsteiner     7
Pencetak gol pertama Juventus musim ini.  Tampil sangat mengesankan, baik dalam memberi umpan ataupun menerobos pertahanan lawan.  Menjadi solusi di tengah kebuntuan. 
Arturo Vidal                       6.5
Walau gagal mencetak gol melalui pinalti.  Vidal tetaplah Vidal yang penting bagi lini tengah Juventus.  Berhasil memutus bola lini tengah Parma, dan cukup membantu serangan.
Andrea Pirlo                      7
Akhirnya tidak perlu menunggu waktu lama gol Pirlo musim ini.  Tendangan bebasnya, walau menjadi perdebatan, menjadi bukti bahwa eksekusi bola matinya masih maut.  Selain itu, dia mengontrol permainan Juventus dengan baik.
Claudio Marchisio           7.5*
Sang Kapten, setelah Giunlugi Buffon dan Giorgio Chiellini berhalangan tampil.  Penampilannya cukup "meledak" dan berhasil menginspirasi rekan-rekannya melalui gerakan spektakulernya.  Sangat layak menjadi man of the match
Kwadwo Asamoah          7
Kombinasinya dengan Litchsteiner cukup mengagumkan.  Dalam pertandingan tersebut, Asamoah menjadi kekuatan baru bagi Juventus.  Selain berperan penting dalam penyerangan, juga kokoh dalam bertahan.
Mirko Vucinic                    5.5
Beberapa kali mendapatkan peluang emas, bahkan salah satunya sudah berhadapan dengan kiper.  Sayang tendangannya melambung.  Jarang sekali tendangannya yang mengenai sasaran.
Sebastian Giovinco         5.5
Pergerakan lincahnya berhasil diredam oleh pemain Parma.  Selain itu, tampak kurang padu dengan teman duetnya.
Pergantian         
Alessandro Matri             5.5
Tidak memberikan dampak yang berarti
Simone Padoin                 6
Tidak bermain sebaik Litchsteiner
De Ceglie                            5.5
Tidak terlalu tampak dalam pertandingan tersebut
Pelatih 
Massimo Carrera             6.5
Sukses menggantikan Conte di pertandingan pertama.  Berhasil mengatasi kebuntuan anak asuhnya setelah jeda babak pertama. 

Catatan:
Rating berkisar antara 1(sangat buruk) hingga 10 (sangat baik).  Diberikan berdasarkan pengamatan pribadi penulis dan tidak mengikat. @hendryfri

Kemenangan Penting di Pertandingan Perdana


Memasuki musim 2012/2013, Juventus kembali dihadapkan pada lawan perdana yang sama dengan musim sebelumnya, Parma.  Pertandingan tersebut tentu sangat spesial bagi Sebastian Giovinco, karena jika 2011/2012 dia mengenakan kostum biru kuning, kini dia berseragam hitam putih.

Menggantikan Antonio Conte, Massimo Carrera mengambil kendali melalui pinggir lapangan.  Dia menurunkan formasi 3-5-2.  Cederanya Giunlugi Buffon, memberi kesempatan bagi Marco Storari untuk menjaga gawang Juventus, dengan dikawal oleh Leonardo Bonucci, Luca Marrone, dan Andrea Barzagli.  Di tengah, Carrera tetap mengandalkan Arturo Vidal, Andrea Pirlo, dan Claudio Marchisio.  Diperkuat oleh Stephen Litchsteiner di kanan dan Kwadwo Asamoah di kiri.  Sebagai penyerang, Carrera mempercayakan duet Mirko Vucinic dan Sebastian Giovinco.

Parma tampak bergitu hafal dengan permainan Juventus.  Pada babak pertama, walau penguasaan bola dipegang oleh Juventus, tapi Parma berhasil mengantisipasi permainan Juventus.  Begitu bola dikuasai bianconeri, hampir semua pemain Parma merapat ke garis pertahanan untuk menutup ruang.  Dan ketika Parma berhasil merebut bola, dengan cepat Bibiany dkk. memberikan ancaman bagi lini belakang tim Zebra.  Untungnya Marco Storari berhasil menggantikan peran Buffon dengan baik.  Begitupun lini belakang Juventus.  Penampilan Luca Marrone malam itu, menjadi jawaban atas latar belakang eksperimen Conte menempatkannya sebagai bek tengah.

Salah satu kesempatan emas yang disia-siakan Juventus pada babak pertama, adalah keberhasilan Antonio Mirante membaca tendangan pinalti Arturo Vidal.  Setelah itu, ancaman pemain Juventus belum terlalu membahayakan kiper yang pernah merumput di Juventus tersebut.

Babak kedua
Memasuki babak kedua, Carrera tampaknya masih percaya dengan susunan pemain babak pertama.  Tidak ada satupun pergantian yang dilakukan.  Bedanya, kali ini Juventus bermain lebih melebar.  Berkali-kali Litchsteiner dan Vidal di kanan dan Asamoah di kiri menyisir sayap Parma.  Hasilnya, suatu waktu Asamoah berhasil menusuk sisi kiri pertahanan Parma dan melepaskan umpan ke dalam kotak pinalti.  Ketika semua pemain fokus menjaga Vucinic dan Giovinco, muncullah Litchsteiner yang secara tiba-tiba menerobos hingga ke depan gawang dan "Goool".  Sebuah kombinasi dari dua orang pemain sayap yang cukup sukses.
Juventus semakin mengendalikan permainan.  Pelanggaran tepat di mulut kotak pinalti Parma tidak disia-siakan oleh Andrea Pirlo.  Melalui tendangan menyusur tanahnya, walau berhasil ditangkap oleh Mirante, namun hakim gawang menilai bola telah melewati garis, 2-0 untuk Juventus.

Roberto Donadoni tidak tinggal diam.  Dia memerintahkan pasukannya untuk keluar menyerang dengan berbagai cara.  Lagi-lagi, Marco Storari berhasil mementahkan beberapa tendangan pemain Parma. Catatan khusus kembali perlu diberikan kepada Leonardo Bonucci.  Seperti dua pertandingan sebelumnya, kali ini dia juga nyaris membuat kesalahan fatal, ketika bola yang seharusnya diamankan justru direbut oleh sayap Parma.  Akibatnya, sebuah tendangan keras nyaris berbuah gol.  Untungnya, Storari masih kokoh.  Di luar kesalahan tersebut, tiga defender Juventus bermain cukup lugas.  Tidak sedikitpun terlihat rasa canggung pada Marrone dalam menggantikan posisi seniornya, Giorgio Chiellini.

Mengamati perkembangan yang ada, Carrera tampaknya berusaha mengembalikan kendali Juventus.  Litchsteiner yang mulai kelelahan digantikan oleh Simone Padoin, sementara Vucinic digantikan Alessandro Matri.  Sementara itu, Parma mulai menemukan celah pertahanan Juventus.  Mereka mulai memborbardir melalui sayap kanan dan kiri pertahanan Juventus untuk membuka ruang di tengah serta membongkar kerapatan trio Bonucci-Marrone-Barzagli.

Carrera bukannya tidak sadar dengan strategi Donadoni.  Ketika Giovinco cedera, dia segera mengambil kesempatan pergantian terakhir dengan memasukkan De Ceglie, yang notabene-nya adalah bek kiri.  Dengan demikian, Parma berhasil diredam hingga menit akhir, 2-0 untuk kemenangan Juventus. @hendryfri

Minggu, 12 Agustus 2012

Ujian di Beijing


Pertandingan Supercoppa Italia antara Juventus vs Napoli ,12 Agustus 2012, menjadi hiburan tersendiri bagi penggemar sepakbola Italia.  Menariknya, walau Juventini menguasai Stadion Nasional Beijing, ternyata tidak membuat Napoli berkecil hati.  Mereka malah memberikan perlawanan yang sengit dan merepotkan Juventus.  Poin lebih patut disematkan pada Striker Napoli, Edison Cavani, yang seolah tidak kenal lelah dalam menyerang dan membantu pertahanan.
Tanpa didampingi oleh allenatore Antonio Conte, dalam pertandingan tersebut Juventus cukup diimbangi oleh Napoli.  Bahkan kelalaian lini belakang Juventus berbuah dua gol bagi Napoli.  Belum lagi tiga peluang lainnya yang diakibatkan kesalahan antisipasi Bonucci, yang untungnya dapat digagalkan oleh Giunlugi Buffon.

Berikut adalah evaluasi tiga lini Juventus:

Lini Belakang
Trio lini belakang Juventus tampak tidak padu dan tidak menunjukkan kelasnya.  Beberapa kali Bonucci berhasil merebut bola ketika berhadapan satu melawan satu dengan Cavani atau Pandev.  Namun, tidak sedikit juga kesalahannya yang bahkan berbuah dua gol dan dua peluang emas lainnya bagi Napoli.  Dua gol Napoli adalah kesalahannya.  Sebagai bek di posisi sentral, Bonucci seharusnya berada di posnya dan menutup ruang gerak Cavani pada gol pertama.  Sedangkan pada gol kedua, andai lebih tenang, Bonucci tentu sudah bisa membuang bola jauh dari jangkauan Pandev.

Lini tengah
Kali ini, pelatih sementara Juventus Massiom Carrera menempatkan lima orang di posisi gelandang, pola yang sering diterapkan oleh Antonio Conte.  Trio MVP (Marchisio, Vidal, dan Pirlo) plus Litchsteiner di kanan dan Kwadow Asamoah di kiri bermain agak tertekan.  Mengingat hampir sepanjang pertandingan lini tengah Napoli bertahan di 3/4 terakhir lapangan.  Selain itu, lini tengah Juve juga gagal memberikan umpan brilian kepada duet Matri dan Giovinco.  Tidak seperti biasanya, ketika lini belakang lawan tertutup rapat, lini tengah Juve kali ini tidak bisa memberikan umpan terobosan baik melalui teknik cungkil ataupu memanfaatkan ruang kosong.  Tidak hanya itu, tendangan jarak jauh untuk memberikan ujian kepada kiper lawan juga tidak terlalu membahayakan.
Namun demikian, kehadiran Kwadwo Asamoah tampaknya akan menjadi kekuatan baru bagi Juventus.  Dia kuat bertempur dan cukup lincah.  Satu gol indahnya memberikan peringatan yang cukup keras bagi calon lawan-lawan Juventus selanjutnya.

Lini Depan
Alessandro Matri yang diturunkan berduet dengan sebastian Giovinco benar-benar terkunci tadi malam.  Untunglah, walau belum optimal dan sering terjatuh, Giovinco masih cukup berkontribusi.  Kelincahannya telah membuat Zuniga di kartu merah.  Kehadiran Vucinic sedikit menghidupkan ketajaman Juventus.
Ke depannya, jika tidak mencari penyerang baru, Juve perlu meningkatkan kerja sama dan kesepahaman untuk menopang lini depan.  Karena, praktis Matri sebagai ujung tombak jarang mendapatkan bola berbahaya.  Tentu Juventini merindukan penyerang sekelas Trezeguet, Inzaghi, Vieri, dan Alessandro Del Piero.  @hendryfri