Selasa, 28 Agustus 2012

Kemenangan Penting di Pertandingan Perdana


Memasuki musim 2012/2013, Juventus kembali dihadapkan pada lawan perdana yang sama dengan musim sebelumnya, Parma.  Pertandingan tersebut tentu sangat spesial bagi Sebastian Giovinco, karena jika 2011/2012 dia mengenakan kostum biru kuning, kini dia berseragam hitam putih.

Menggantikan Antonio Conte, Massimo Carrera mengambil kendali melalui pinggir lapangan.  Dia menurunkan formasi 3-5-2.  Cederanya Giunlugi Buffon, memberi kesempatan bagi Marco Storari untuk menjaga gawang Juventus, dengan dikawal oleh Leonardo Bonucci, Luca Marrone, dan Andrea Barzagli.  Di tengah, Carrera tetap mengandalkan Arturo Vidal, Andrea Pirlo, dan Claudio Marchisio.  Diperkuat oleh Stephen Litchsteiner di kanan dan Kwadwo Asamoah di kiri.  Sebagai penyerang, Carrera mempercayakan duet Mirko Vucinic dan Sebastian Giovinco.

Parma tampak bergitu hafal dengan permainan Juventus.  Pada babak pertama, walau penguasaan bola dipegang oleh Juventus, tapi Parma berhasil mengantisipasi permainan Juventus.  Begitu bola dikuasai bianconeri, hampir semua pemain Parma merapat ke garis pertahanan untuk menutup ruang.  Dan ketika Parma berhasil merebut bola, dengan cepat Bibiany dkk. memberikan ancaman bagi lini belakang tim Zebra.  Untungnya Marco Storari berhasil menggantikan peran Buffon dengan baik.  Begitupun lini belakang Juventus.  Penampilan Luca Marrone malam itu, menjadi jawaban atas latar belakang eksperimen Conte menempatkannya sebagai bek tengah.

Salah satu kesempatan emas yang disia-siakan Juventus pada babak pertama, adalah keberhasilan Antonio Mirante membaca tendangan pinalti Arturo Vidal.  Setelah itu, ancaman pemain Juventus belum terlalu membahayakan kiper yang pernah merumput di Juventus tersebut.

Babak kedua
Memasuki babak kedua, Carrera tampaknya masih percaya dengan susunan pemain babak pertama.  Tidak ada satupun pergantian yang dilakukan.  Bedanya, kali ini Juventus bermain lebih melebar.  Berkali-kali Litchsteiner dan Vidal di kanan dan Asamoah di kiri menyisir sayap Parma.  Hasilnya, suatu waktu Asamoah berhasil menusuk sisi kiri pertahanan Parma dan melepaskan umpan ke dalam kotak pinalti.  Ketika semua pemain fokus menjaga Vucinic dan Giovinco, muncullah Litchsteiner yang secara tiba-tiba menerobos hingga ke depan gawang dan "Goool".  Sebuah kombinasi dari dua orang pemain sayap yang cukup sukses.
Juventus semakin mengendalikan permainan.  Pelanggaran tepat di mulut kotak pinalti Parma tidak disia-siakan oleh Andrea Pirlo.  Melalui tendangan menyusur tanahnya, walau berhasil ditangkap oleh Mirante, namun hakim gawang menilai bola telah melewati garis, 2-0 untuk Juventus.

Roberto Donadoni tidak tinggal diam.  Dia memerintahkan pasukannya untuk keluar menyerang dengan berbagai cara.  Lagi-lagi, Marco Storari berhasil mementahkan beberapa tendangan pemain Parma. Catatan khusus kembali perlu diberikan kepada Leonardo Bonucci.  Seperti dua pertandingan sebelumnya, kali ini dia juga nyaris membuat kesalahan fatal, ketika bola yang seharusnya diamankan justru direbut oleh sayap Parma.  Akibatnya, sebuah tendangan keras nyaris berbuah gol.  Untungnya, Storari masih kokoh.  Di luar kesalahan tersebut, tiga defender Juventus bermain cukup lugas.  Tidak sedikitpun terlihat rasa canggung pada Marrone dalam menggantikan posisi seniornya, Giorgio Chiellini.

Mengamati perkembangan yang ada, Carrera tampaknya berusaha mengembalikan kendali Juventus.  Litchsteiner yang mulai kelelahan digantikan oleh Simone Padoin, sementara Vucinic digantikan Alessandro Matri.  Sementara itu, Parma mulai menemukan celah pertahanan Juventus.  Mereka mulai memborbardir melalui sayap kanan dan kiri pertahanan Juventus untuk membuka ruang di tengah serta membongkar kerapatan trio Bonucci-Marrone-Barzagli.

Carrera bukannya tidak sadar dengan strategi Donadoni.  Ketika Giovinco cedera, dia segera mengambil kesempatan pergantian terakhir dengan memasukkan De Ceglie, yang notabene-nya adalah bek kiri.  Dengan demikian, Parma berhasil diredam hingga menit akhir, 2-0 untuk kemenangan Juventus. @hendryfri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar