Memasuki musim 2012/2013, Juventus kembali dihadapkan pada
lawan perdana yang sama dengan musim sebelumnya, Parma. Pertandingan tersebut tentu sangat spesial
bagi Sebastian Giovinco, karena jika 2011/2012 dia mengenakan kostum biru
kuning, kini dia berseragam hitam putih.
Menggantikan Antonio Conte, Massimo Carrera mengambil
kendali melalui pinggir lapangan. Dia
menurunkan formasi 3-5-2. Cederanya
Giunlugi Buffon, memberi kesempatan bagi Marco Storari untuk menjaga gawang
Juventus, dengan dikawal oleh Leonardo Bonucci, Luca Marrone, dan Andrea
Barzagli. Di tengah, Carrera tetap
mengandalkan Arturo Vidal, Andrea Pirlo, dan Claudio Marchisio. Diperkuat oleh Stephen Litchsteiner di kanan
dan Kwadwo Asamoah di kiri. Sebagai
penyerang, Carrera mempercayakan duet Mirko Vucinic dan Sebastian Giovinco.
Parma tampak bergitu hafal dengan permainan Juventus. Pada babak pertama, walau penguasaan bola
dipegang oleh Juventus, tapi Parma berhasil mengantisipasi permainan Juventus. Begitu bola dikuasai bianconeri, hampir semua
pemain Parma merapat ke garis pertahanan untuk menutup ruang. Dan ketika Parma berhasil merebut bola,
dengan cepat Bibiany dkk. memberikan ancaman bagi lini belakang tim Zebra. Untungnya Marco Storari berhasil menggantikan
peran Buffon dengan baik. Begitupun lini
belakang Juventus. Penampilan Luca
Marrone malam itu, menjadi jawaban atas latar belakang eksperimen Conte menempatkannya
sebagai bek tengah.
Salah satu kesempatan emas yang disia-siakan Juventus pada
babak pertama, adalah keberhasilan Antonio Mirante membaca tendangan pinalti
Arturo Vidal. Setelah itu, ancaman
pemain Juventus belum terlalu membahayakan kiper yang pernah merumput di
Juventus tersebut.
Babak kedua
Memasuki babak kedua, Carrera tampaknya masih percaya dengan
susunan pemain babak pertama. Tidak ada
satupun pergantian yang dilakukan.
Bedanya, kali ini Juventus bermain lebih melebar. Berkali-kali Litchsteiner dan Vidal di kanan
dan Asamoah di kiri menyisir sayap Parma.
Hasilnya, suatu waktu Asamoah berhasil menusuk sisi kiri pertahanan
Parma dan melepaskan umpan ke dalam kotak pinalti. Ketika semua pemain fokus menjaga Vucinic dan
Giovinco, muncullah Litchsteiner yang secara tiba-tiba menerobos hingga ke
depan gawang dan "Goool".
Sebuah kombinasi dari dua orang pemain sayap yang cukup sukses.
Juventus semakin mengendalikan permainan. Pelanggaran tepat di mulut kotak pinalti
Parma tidak disia-siakan oleh Andrea Pirlo.
Melalui tendangan menyusur tanahnya, walau berhasil ditangkap oleh
Mirante, namun hakim gawang menilai bola telah melewati garis, 2-0 untuk
Juventus.
Roberto Donadoni tidak tinggal diam. Dia memerintahkan pasukannya untuk keluar
menyerang dengan berbagai cara.
Lagi-lagi, Marco Storari berhasil mementahkan beberapa tendangan pemain
Parma. Catatan khusus kembali perlu diberikan kepada Leonardo Bonucci. Seperti dua pertandingan sebelumnya, kali ini
dia juga nyaris membuat kesalahan fatal, ketika bola yang seharusnya diamankan
justru direbut oleh sayap Parma. Akibatnya,
sebuah tendangan keras nyaris berbuah gol.
Untungnya, Storari masih kokoh.
Di luar kesalahan tersebut, tiga defender Juventus bermain cukup
lugas. Tidak sedikitpun terlihat rasa
canggung pada Marrone dalam menggantikan posisi seniornya, Giorgio Chiellini.
Mengamati perkembangan yang ada, Carrera tampaknya berusaha
mengembalikan kendali Juventus.
Litchsteiner yang mulai kelelahan digantikan oleh Simone Padoin,
sementara Vucinic digantikan Alessandro Matri.
Sementara itu, Parma mulai menemukan celah pertahanan Juventus. Mereka mulai memborbardir melalui sayap kanan
dan kiri pertahanan Juventus untuk membuka ruang di tengah serta membongkar
kerapatan trio Bonucci-Marrone-Barzagli.
Carrera bukannya tidak sadar dengan strategi Donadoni. Ketika Giovinco cedera, dia segera mengambil kesempatan
pergantian terakhir dengan memasukkan De Ceglie, yang notabene-nya adalah bek
kiri. Dengan demikian, Parma berhasil
diredam hingga menit akhir, 2-0 untuk kemenangan Juventus. @hendryfri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar